5 Suplemen Alami untuk Atasi GERD (Akibat Lambung Kurang Asam)

June 14, 2025
Wigo

Sejak aku sering share soal puasa intermiten, banyak banget yang bilang:

“Pengen puasa tapi aku punya asam lambung.”

“Pas puasa, dadaku jadi kerasa panas.”

“Kalau udah punya gerd gimana solusinya?.”

Pertama-tama aku klarifikasi dulu, aku juga punya asam lambung. Kita semua wajib punya asam lambung. Kalau gak punya asam lambung, kita jadi gak bisa mencerna makanan dengan baik.

Mungkin lebih tepatnya, kenapa asam lambung bisa naik ke kerongkongan?

Dari banyaknya keluhan ini, aku jadi kepikiran. Kenapa sih puasa yang aku pribadi percaya banyak manfaatnya malah bikin masalah perut?

GERD vs Maag: Beda Penyebab, Beda Solusi

Pertama-tama, kita perlu bedain dulu antara “maag” dan GERD. Kebanyakan orang nyamain keduanya, padahal beda banget.

“Maag” itu sebenernya istilah umum buat nyebut sakit lambung. Di dalamnya ada beberapa kondisi berbeda:

  • Gastritis (radang lambung)
  • Tukak lambung (luka pada lapisan lambung)
  • GERD (asam lambung naik ke kerongkongan)

Gastritis dan tukak lambung memang sering karena kelebihan asam yang merusak mucus layer (lapisan pelindung) lambung sampai luka. Ini yang bikin dokter terbiasa kasih obat penurun asam.

Tapi GERD? Ini cerita yang beda total.

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) itu kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan. Penyebab utamanya justru kekurangan asam lambung, bukan kelebihan.

Bayangin aja, asam yang harusnya cukup buat hancurin makanan di perut, ini malah kurang. Makanan nggak tercerna sempurna, jadi gas, terus naik ke tempat yang nggak punya nggak punya daya tahan seperti lambung buat nahan asam tersebut.

Hasilnya? Sensasi terbakar di dada (Heartburn), mulut asam, tenggorokan perih, bahkan bisa sampai batuk berdarah.

Ironisnya,  banyak orang kena GERD justru pas lagi nyoba hidup sehat. Mau puasa, diet, atau ngurangin makan, eh malah lambung “protes.”

Kenapa bisa gitu?

Aku mulai riset mandiri dan aku nemuin logika sederhana yang semoga aja bisa diterima banyak orang.

Puasa vs GERD – Masalahnya di Kepala, Bukan di Perut

Orang yang ngalamin GERD pas puasa, biasanya itu:

Mereka udah stres duluan sebelum mulai puasa.

  • “Gimana kalau aku nggak kuat?”
  • “Pasti sakit perut nih.”
  • “Wah, bahaya nggak ya?”

Tubuh kita punya dua mode: fight-or-flight (siaga) dan rest-and-digest (rileks). Pas kamu anggap puasa sebagai “ancaman” atau “penderitaan,” tubuh langsung masuk mode siaga.

Di mode ini, semua energi dialihkan buat “bertahan hidup.” Sistem pencernaan dikurangin performanya. 

Walaupun gak ada makanan yang dicerna, lambung masih produksi asam tapi cuma sedikit (karena udah kebiasaan), tapi yang jadi masalah adalah lambung kita punya katup (aku jelasin lagi nanti) yang seharusnya menutup lambung agar si asam lambung gak bisa naik ke esophagus atau kerongkongan.

Stres bisa memicu si katup ini tadi terbuka, karena asam nggak ada kerjaan di lambung dan kebetulan katup terbuka, asam ini bisa aja “nyasar” masuk ke kerongkongan.

Mau bukti paling jelas? 

Coba liat teman-teman Muslim pas bulan Ramadan. Mereka puasa kira-kira 13 jam setiap hari selama sebulan penuh. Kalau teori “puasa = GERD” bener, seharusnya mereka semua kena asam lambung dong?

Tapi kenyataannya? Mayoritas baik-baik aja. Bahkan banyak yang bilang pencernaannya malah membaik pas bulan Ramadan.

Bedanya apa? 

Ada di mindset. (ketika pikiran dan hati selaras yang menghasilkan aksi nyata tanpa harus dipaksa)

Buat teman-teman muslim, puasa itu ibadah, bukan ancaman. Pikiran mereka tenang, bahkan bahagia karena menjalankan kewajiban spiritual. Tubuh ikut tenang, tidak terjadi stres dan katup lambung juga jadi tertutup sempurna buat menjaga agar si asam gak naik ke kerongkongan.

Ini menjelaskan kenapa orang yang hidupnya santai dan bahagia pas puasa jarang kena GERD. Sementara yang udah parno dari awal, sering bermasalah.

Jadi, mindset kita soal puasa berpengaruh banget ke kondisi fisik.

Skala Angka Soal pH Lambung

Sebelum masuk ke pembahasan suplemen, kita perlu paham soal pH lambung dulu.

pH itu skala keasaman dari 0-14. Semakin kecil angkanya, semakin asam. Air mineral pH-nya sekitar 7 (netral). Nah, lambung sehat itu pH-nya sekitar 1.5-3.5. Bener-bener asam.

Kenapa harus se-asam itu?

  • Buat hancurin protein dari makanan biar jadi asam amino yang disebarkan ke seluruh organ tubuh termasuk otot
  • Bunuh bakteri jahat yang masuk
  • Aktifin enzim pencernaan (terutama pepsin)
  • Bantu serap vitamin B12, zinc, dan zat besi
  • Dan jadi trigger katup lambung tertutup sempurna

Nah, ini yang bikin ribet. Kalau pH lambung jadi 4-5 (kurang asam), makanan nggak hancur sempurna. Protein yang nggak tercerna dengan baik mulai fermentasi di dalam dan menghasilkan gas. Gas bersama asam naik ke atas, bikin sensasi perih.

Makanya kadang obat penurun asam malah bikin masalah makin parah. Soalnya obat itu bikin pH naik (asam berkurang), tapi kalau masalah aslinya memang kurang asam, ya makin parah dong.

Makanan makin susah dicerna, gas makin banyak, tekanan di perut naik, dan akhirnya makin sering naik ke kerongkongan.

Analoginya gini. Rumahmu kebakaran. Ya, otomatis harus dipadamin dulu apinya. Tapi kalau kebiasaan buruknya nggak diubah (lupa matiin kompor, buang rokok sembarangan), ya bisa kebakaran lagi.

Sama kayak GERD. Obat-obatan bisa ngilangin sakit sesaat. Tapi kalau akar masalahnya nggak diperbaiki, ya bisa kumat lagi.

Kenapa Asam Lambung Bisa Kurang?

Beberapa faktor yang bikin produksi asam lambung menurun:

  • Umur makin tua – produksi asam alami menurun
  • Stress kronis berkepanjangan – mengganggu sistem pencernaan (Tubuh terlalu fokus pada respons “fight-or-flight” sehingga mengabaikan fungsi “rest and digest”)
  • Kekurangan zinc dan vitamin B – mineral penting buat produksi asam
  • Kebanyakan minum obat maag dalam jangka panjang
  • Infeksi bakteri jahat (H. pylori) yang merusak sel pemproduksi asam

Inti masalahnya: Katup Lambung

Katup lambung ini lebih jelasnya adalah otot halus bernama LES (Lower Esophageal Sphincter) yang harusnya nutup rapat antara kerongkongan sama perut.

Kalau otot ini lemah, asam bisa naik ke atas. Itu yang bikin perih.

Jadi, gaya hidup buruk seperti merokok, alkohol, stres, kurang tidur, makan pedes, dan lain-lain itu. Entah bisa membuat kelebihan asam lambung atau kekurangan asam lambung.

Intinya habit buruk ini bisa melemahkan otot katup ini sehingga tidak bisa menutup secara sempurna, yang membuat asam yang seharusnya ada di lambung jadi naik ke atas.

5 Suplemen Alami untuk Atasi GERD

Karena GERD lebih sering karena kekurangan asam, pendekatan yang masuk akal adalah memulihkan produksi asam yang optimal atau mengembalikan ph yang seharusnya:

Suplemen #1: Cuka Apel (With Mother)

Cuka apel bersifat asam (pH sekitar 2-3). Kasih asam alami dari cuka apel buat turunin pH lambung ke level yang seharusnya.

Dengan meningkatkan keasaman lambung, proses pencernaan dapat menjadi lebih efisien. Dan katup lambung jadi tertutup rapat.

Cara pakai: 1 sendok teh campur 200ml air, minum 15 menit sebelum makan.

Indikator cocok: Setelah minum, perut terasa nyaman dan pencernaan lancar. Berarti kamu memang kekurangan asam lambung.

AWAS: Kalau perih atau panas, stop. Mungkin kamu kelebihan asam yang bisa bikin luka lambung. Fokus di penyembuhan luka dulu baru bisa minum cuka apel dengan normal lagi.

Suplemen #2: Betaine HCl 

Kasih HCl (asam klorida) langsung ke lambung yang kurang produksi asam.

Cara pakai:

  1. Mulai 1 kapsul langsung setelah makan makan besar terutama protein (ayam, ikan, daging, telur)
  2. Perhatikan reaksi dalam 15-30 menit:
    • Hangat/perih di lambung = asam kamu udah cukup, kamu bisa stop
    • Nggak terasa apa-apa = kemungkinan kurang asam, lanjut ke step 3
  3. Kalau nggak ada reaksi: Makan berikutnya coba 1 kapsul lagi, terus tingkatkan bertahap sampai terasa hangat
  4. Dosis optimal: Satu kapsul di bawah dosis yang bikin hangat. Misal terasa hangat di 4 kapsul, pakai 3 kapsul untuk maintenance.

Kalau terasa hangat, langsung minum air buat netralkan asam.

Semakin banyak kapsul yang kamu butuh sebelum terasa hangat, semakin besar kemungkinan kamu kekurangan asam lambung.

Mirip kayak cuka apel tadi, kalau hangat atau perihnya gak masuk akal, kamu bisa stop. Bisa jadi ada luka di lambung dan bukan kekurangan asam.

Suplemen #3: Garam Laut/Himalaya 

Tubuh kita butuh klorida (Cl-) buat bikin HCl (asam klorida) di perut.

Kenapa garam laut/Himalaya lebih oke:

  • Garam meja biasa: Cuma NaCl (Natrium Klorida) murni, diproses berat, banyak tambahan kimia
  • Garam laut/Himalaya: NaCl + mineral tambahan (magnesium, kalium) yang bantuin sistem pencernaan lebih sehat

Cara pakai: Ganti garam meja biasa dengan garam laut atau garam Himalaya. Secubit aja campur di air putih pas bangun tidur atau bisa taburin di makanan.

Catatan: Tetap moderat aja – cukup ganti garam harianmu, nggak perlu banyak-banyak.

Suplemen #4: Probiotik untuk Reset Ekosistem Usus

Kaitannya: Probiotik nggak langsung naikin produksi asam lambung, tapi benerin masalah di belakang layar yang bikin GERD.

Manfaatnya:

  • Bantu makanan bergerak lewat usus dengan lancar (biar nggak macet)
  • Turunin peradangan di sistem pencernaan
  • Bantuin fungsi katup antara kerongkongan dan lambung
  • Perbaiki ekosistem usus secara keseluruhan

Masalah yang diselesaikan: Pas asam lambung kurang → makanan nggak tercerna → jadi makanan buat bakteri jahat → gas berlebih → tekanan naik → GERD. Probiotik bisa bantu putus siklus ini.

Sumber makanan: Greek Yogurt plain, kefir, tempe, kimchi, acar kubis, kombucha.

Pendapat aku pribadi ini paling aman dan punya benefit samping yang bagus buat kesehatan overall. Meski nggak langsung mengatasi asam lambung, tapi ini bisa mengatasi ekosistem yang bikin masalah.

Suplemen #5: Omega-3 DHA Tinggi untuk Penenang Stress dan Peradangan

Omega-3 nggak langsung ubah produksi asam lambung, tapi serang masalah GERD dari sisi lain: peradangan dan stress.

Manfaatnya:

  • Kurangin peradangan di kerongkongan dan lambung yang bikin lebih sensitif sama asam
  • Tenangín stress yang bisa ganggu produksi asam dan pengosongan lambung
  • Perbaiki mikrobiota usus yang support pencernaan sehat
  • Turunin sensitivitas terhadap rasa perih dan ketidaknyamanan

Kenapa works: Stress kronis bikin sistem pencernaan kacau. DHA bantuin otak tetap tenang, jadi sistem pencernaan bisa kerja optimal tanpa gangguan stress response.

Cari Omega-3 (Fish oil) dengan kandungan DHA tinggi. Minum bareng makanan biar nggak bikin mual.

Sumber makanan bisa dari ikan berlemak (salmon, tuna, sarden) 2-3x seminggu juga udah cukup bagus.

Tips praktis: Konsisten minum omega-3 + kelola stress dengan cara lain (olahraga, diet, meditasi, tidur cukup).

Pendapatku pribadi, ini pendekatan jangka panjang. Nggak mengatasi secara instan, tapi bantuin penyembuhan secara menyeluruh dari akar masalah stress dan peradangan.

Cerita Jujur: Perubahan Pemahaman

Setelah belajar dan riset mandiri tentang GERD, pemahamanku jadi berubah.

Dulu aku mikir semua sakit lambung = kelebihan asam = minum obat maag.

Sekarang aku paham: GERD itu lebih kompleks. Dan kebanyakan kasus yang aku temui, ternyata karena kekurangan asam, bukan kelebihan.

Cara yang Lebih Bijak

  1. Mulai yang paling aman: Probiotik dan kelola stress
  2. Benerin gaya hidup: Tidur, stress, cara makan, kurangi rokok, kurangi alkohol
  3. Coba pelan-pelan: Cuka apel atau Betaine HCl sambil perhatiin reaksi tubuh
  4. Jangan abaikan tanda bahaya: Sakit terus, parah, bahkan sampai berdarah → ke dokter

Yang aku yakin sekarang:

  • pH lambung normal (1.5-3.5) krusial buat pencernaan lebih sehat
  • Mindset dan stress berpengaruh besar ke produksi asam
  • Memulihkan asam sering lebih efektif daripada menekan produksi asam itu sendiri
  • Gaya hidup sehat tetap jadi fondasi utama

Kalau kamu udah lama struggle sama GERD dan obat maag tapi masih nggak menyelesaikan masalah, mungkin saatnya coba pendekatan ini.

Terus belajar. Terus coba. Terus dengerin tubuh.

Karena pada akhirnya, kamu yang paling kenal tubuhmu sendiri.

Terima kasih udah baca sampai akhir.
Sampai jumpa Sabtu depan.

– Wigo SP

Referensi:

https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/understanding-the-stress-response

https://hellosehat.com/pencernaan/maag/asam-lambung-rendah

https://puraindonesia.com/en/articles/detail/perbedaan-garam-dapur-garam-laut-dan-garam-himalaya-mana-yang-lebih-sehat?srsltid=AfmBOopa4u0wnTLXZxhuAeWlMYoa46EWKW9Lrs9ttP2yxqCMqIr24gYW

https://www.healthline.com/health/gerd/probiotics-for-acid-reflux#other-treatments

https://www.psychologytoday.com/us/blog/in-the-zone/201201/anxiety-and-omega-3-fatty-acids


Disclaimer: Artikel ini dibuat untuk tujuan informasi dan edukasi semata. Konten yang disajikan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat profesional di bidangnya. Pembaca disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli terkait sebelum menerapkan informasi yang diberikan. Penulis tidak bertanggung jawab atas tindakan yang diambil berdasarkan informasi dalam Artikel ini.


SUbscribe & temukan ide baru untuk self-growth

Setiap Sabtu pagi, kamu akan mendapatkan insight untuk hidup lebih sehat dan produktif! Join sekarang dan dapatkan Free Email Course: 6 Days to Reset Habits!